Sapa Nandur Bakale Ngunduh

Sapa nandur bakale ngunduh (siapa yang menanam dia yang menuai) satu kata yang masih aku ingat dari almrhum bapak, bahwasanya siapa yang menanam maka dia pula yang menuai. Falsafah jawa ini kerap sekali kita dengar baik dari orang tua kita, guru kita, sesepuh kita yang selalu menyerukan agar kita selalu berbuat kebaikan terhadap sesma. Banyak hal yang dapat kita ambil dari ungkapan tersebut agar kita lebih hati-hati dalam melangkah agar kita tidak terjerumus ke lembah nista

Sapa nandur bakale ngunduh mengandung arti bahwa siapa yang menanam dialah yang akan menui dalam arti kata lain semua yang kita perbuat di muka bumi ini kelak akan kita pertanggung jawabkan di hadapan Tuhannya. Ada sebuah perumpamaan " Siapa menanam padi pasti akan tumbuh padi meskipun tidak menutup kemungkinan akan tumbuh sedikit rumput, akan tetapi sebaliknya siapa yang menanam rumput pasti akan tumbuh rumput dan mustahil akan tumbuh padi. Dalam kontek ini istilah padi diibaratkan sebagai kebaikan dan istilah rumput di ibaratkan keburukan / kejahatan. Jadi ungkapan diatas mengandung arti bahwa barang siapa menanam kebaikan dia akan menuai kebaikan pula meskipun kadang tidak semuanya dibalas dengan kabaikan yang sama akan tetapi barang siapa yang selalu menanam keburukan / kejahatan, keburukanlah yang pasti dia dapat dan mustahil mendapatkan kebaikan.

Didalam agama apapun kita pasti diajarkan untuk selalu berbuat baik terhadap sesama dan menjahui perbuatan yang buruk yang merugikan manusia dan makluk lain. Nandur Ngunduh (Kejawen), Hukum Karmapala (Hindhu), Kasih (Kristen), Takwa (Islam), Budha, Kung Fu Tze, Taoisme dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semua agama dan kepercayaan itu mengajarkan agar manusia selalu berbuat baik terhadap sesama agar tercipta kebaikan dimuka bumi.

Untuk itu marilah wahai saudaraku semua untuk selalu senantiasa berbuat kebaikan antar sesama tanpa membedakan suku, ras, agama, gender dll agar tercipta kerukunan di muka bumi. Mari kita berlomba mencari kebaikan dan selalu berusaha menjahui perbuatan buruk untuk bekal kita di dunia dan di akherat kelak. Ingatlah" Sapa nandur bakale ngunduh" (siapa yang menanam dia sendiri yang akan menuai) karena apa yang kita perbuat akan kita pertanggung jawabkan kelak dikemudian hari.

Comments

Popular posts from this blog

''Semut di seberang lautan tampak, Gajah di pelupuk mata tak tampak,''

Prosedur Pembelian Barang Pada Perusahaan

Pengertian dan Jenis Masalah

Ojo Seneng Lamis

Sikap Ksatria: Yen Wani Ojo Wedi-wedi, Yen Wedi Ojo Wani-wani