Maharban Ya Ramadhan

Maharban Ya Ramadhan adalah kata yang sering kita dengar menjelang datangnya puasa, mungkin kita cukup familiar dengan kata tersebut meski ada sebagian orang belum tahu arti yang sesungguhnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “marhaban” diartikan sebagai “kata seru untuk menyambut atau menghormati tamu (yang berarti selamat datang).” berarti marhaban ya ramadhan berarti selamat datang hari ramadhan.
Hikmah dari bulan Ramadhan ini bermacam-macam ada yang benar-benar mencari pahala dan ridho dari Allah SWT ada juga yang hanya memanfaatkan moment Ramadhan hanya untuk mengais keuntungan materi semata. Seminggu bahkan sebulan sebelum puasa di stasiun-stasiun TV sudah terdengar gaungnya baik lewat iklan, sinetron, talk show dan lain-lain. Stasiun TV berlomba-lomba menayangkan sinetron, drama, komedi yang berhubungan dengan Ramadhan, bukan hanya di media Televisi, di radio, koran, majalah bahkan di panflet di jalan-jalan. Lewat moment Ramadhan ini mereka dapat meraup keuntungan materi yang berlebih dibanding hari-hari biasa. Bagi sebagian orang Ramadhan dapat dijadikan sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah swt, kita bisa instropeksi diri apakah amal perbuatan kita yang kemarin sudah sesuai dengan yang di perintahkan agama. Mungkin kemarin kita banyak salah, kilaf dan dosa dengan Ramadhan kali ini kita bisa jadikan momentum untuk berbuat lebih baik lagi dari hari kemarin. Karena dibulan ramadan adalah bulan yang pernuh berkah, rahmah dan ampunan, semua amal kebaikan kita pahalanya dilipat gandakan. Ada sebagian orang disekeliling kita melakukan puasa hanya karena malu sama teman, pacar, tetangga, mertua dll, sesungguhnya hal ini adalah rugi besar. Seperti halnya di tuliskan dalam hadis “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya melainkan hanya rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thobroniy). Ada tiga kemungkinan orang berpuasa tapi hanya mendapat rasa lapar dan dahaga :
  1. Puasanya tidak iklas, karena amalan setiap orang tergantung niatnya dan dia akan mendapatkan apa yang dia niatkan.“Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan bagi setiap orang akan mendapatkan apa yang dia niatkan” (HR. Bukhori – Muslim)
  2. Puasanya tidak sesuai dengan tuntunan Nabi, karena amal ibadah yang caranya tidak bersesuaian dengan cara Nabi adalah tertolak. “Barang siapa yang beramal bukan di atas petunjuk kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim).
  3. Puasanya jalan tapi maksiat juga tetep jalan “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari).
Mungkin ini hanya sedikit tulisan dari saya semoga kita sebagai Muslim sejati benar-benar menjalankan ibadah puasa dengan niat lilahi ta'ala agar kiat benar-benar mendapatkan pahala dan keuntungan yang sebesar-besarnya bukan hanya orang yang mendapatkan rasa haus dan lapar semata. Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung baik di dunia dan akherat. Amin,,,

Comments

Popular posts from this blog

''Semut di seberang lautan tampak, Gajah di pelupuk mata tak tampak,''

Prosedur Pembelian Barang Pada Perusahaan

Pengertian dan Jenis Masalah

Ojo Seneng Lamis

Sikap Ksatria: Yen Wani Ojo Wedi-wedi, Yen Wedi Ojo Wani-wani