Kridha Lumahing Asta

Krida Lumahing Asta merupakan pepatah dalam bahasa jawa, secara harfiah kridha berarti bekerja, lumahing berarti menengadahkan, asta berarti tangan. Jadi secara harfiah kridha lumahing asta berarti bekerja dengan menengadahkan tangan, atau dengan kata lain adalah mengemis. Kalau didaerah kota besar pengemis biasa kita jumpai di setiap lampu merah, di pintu masuk Mall-mall besar, dan di depan masjid-masjid.

Pengemis disebagian kota besar menjadi sumber masalah terutama untuk keindahan kota. Serba sulit memang untik mengatasi masalah ini, satu sisi mereka adalah manusia yang memang pantas di kasihani, dan disatu sisi mereka mengganggu ketertiban dan keindahan kota. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah apakah benar mereka itu kekurangan? karna sekarang pengemis sudah merupakan dari profesi seseorang untuk mencari nafkah.

Apakah penghasilan pengemis kurang dari UMR? mungkin jawaban dari sebagian besar orang adalah kurang dari UMR, tetapi perkiraan sebagian orang itu mungkin salah. Mari kita estimasikan pendapatan mereka, misalkan disebuah lampu merah menyala 30x setiap jamnya, misalkan dalam sekali nyala pengemis mendapatkan Rp. 2000,- berarti pendapatan perjamnya adalah 30xRp.2000 = Rp 60.000,- misalkan dia bekerja 8 jam dalam sehari berarti pendapatan perhari mereka adalah Rp. 480.000 / hari,- Jadi pendapatan kotor perbulan adalah Rp. 480.000,- X 25 hari kerja = Rp. 12.000.000,-/ bulan, wow..fantastis bukan? apakah pendapatan anda sebulan bisa segitu? kalau belum berarti gaji anda masih kalah dengan pengemis.

Meskipun demikian kita tidak perlu iri dengan mereka karena pekerjaan yang menggunakan akal dan otot (bukan mengemis) adalah lebih mulia dan utama dibandingkan dengan mengemis di pingiir jalan. Apakah setelah mengetahui pendatan pengemis seperti estimasi diatas anda lantas malas bersedekah? Saya rasa jangan, berikut akan saya sampaikan sedikit pengertian langkah yang menurut saya dapat kita lakukan:

  1. Rasulullah Saw. bersabda :

    اِذَاسَأَلَ سَائِلٌ فَلاَ تَقْطَعُوْ اعَلَيْهِ مَسْأَلَتَهُ حَتَّى يَقْرَغَ مِنْهَا ثُمَّ رُدُّوْاعَلَيْهِ بِوَقَارٍ وَلِيْنٍ بِبَذْلٍ يَسِيْرٍاَوْبِرَدٍجَمِيْلٍ فَاِنَّهُ قَدْ يَأْتِيْكُمْ مَنْ لَيْسَ بِاِنْسَانٍ وَلاَ جَابٍّ يَنْظُرُوْنَ كَيْفَ صَنِيْعُكُمْ فِيْمَا خَوَّلَكُمُ اللهُ

    Artinya :Apabila datang seorang pengemis, maka jangan kamu putus (tolak) permintaannya sehingga selesai permintaanya. Kemudian kamu jawab dengan sopan dan lunak, dengan memberi sedikit atau penolakan yang baik, sebab ada kalanya yang datang kepadamu itu bukan manusia dan bukan jin, hanya sekedar menguji kamu, bagaimana kamu berbuat terhadap nikmat yang telah diberikan Allah kepadamu.
  2. Bagaimanapun juga tangan diatas tetap lebih baik dari tangan dibawah, sehingga sebesar apapun penghasilan dari menjadi peminta-minta, akan lebih baik makan dari hasil keringat dan tangannya sendiri. Nabi Daud adalah contoh orang yang memenuhi kebutuhan hidupnya dari tangannya sendiri. Ikhlaslah dalam memberi, dan hanya kepada Allah saja kita mengharapkan balasan baik di dunia mapun di akhirat nanti.
  3. Berprasangka baiklah kepada pengemis. Bagaimanapun juga mereka kan telah ‘berjasa’ kepada kita, karena mereka adalah ladang amal kita. Tanpa mereka, bagaimana kita bisa mendapatkan pahala dari bersedekah?
  4. Jika Anda ingin memberi kepada pengemis, beri saja semampu dan seikhlas yang anda bisa berikan. Ucapkan doa juga semoga pemberian anda barokah dan bermanfaat bagi mereka. Hilangkan pikiran apakah mereka itu mengemis sebagai ‘profesi’ atau karena memang keadaan. Doakan juga semoga jika memang mereka kaya dari hasil mengemis, maka Allah juga memberikan hidayah kepada mereka untuk memperkaya batin mereka agar mau berusaha dari hasil keringat dan tangan mereka sendiri.
  5. Jika anda memutuskan tidak mau memberi sedekah kepada mereka karena takut justru akan menyuburkan ‘budaya mengemis’ pada keluarga dan anak turunan mereka, maka juga tidak apa-apa. Tidak boleh lantas menampakkan wajah menghina apalagi sampai menghardik mereka.
Dari uraian diatas anda pasti sudah dapat mengambil kesimpulan, bagaimana sepantasnya kita memperlakukan pengemis, semua terserah kepada diri masing-masing. Karena apapun yang kita lakukan itu tergantung dari niat kita, biarkan semua di nilai langsung oleh Allah SWT.

Comments

Popular posts from this blog

''Semut di seberang lautan tampak, Gajah di pelupuk mata tak tampak,''

Prosedur Pembelian Barang Pada Perusahaan

Pengertian dan Jenis Masalah

Ojo Seneng Lamis

Sikap Ksatria: Yen Wani Ojo Wedi-wedi, Yen Wedi Ojo Wani-wani