Maju Tatu Mundur Ajur

Pernahkan anda dihadapkan dengan masalah yang sangat sulit? Saya yakin pasti sudah pernah, baik itu masalah pribadi, keluarga ataupun masalah pekerjaan. Dimana kita sangat sulit utuk memutuskan atau memilih alternatif penyelesaian masalah yang kedua-duanya sangat berat untuk dipilih. Kalau dalam peribahasa jawa dapat di istilahkan "Maju Tatu Mundur Ajur" yang secara harfiah mengandung arti maju terluka dan mundurpun juga hancur.
Ibarat memakan buah simalakama, dihadapkan dengan masalah yang sangat sulit untuk di pecahkan, ibarat kita mau terus maju pasti terluka dan apabila kita mundurpun kita pasti hancur. Pilihan yang kedua-duanya sangat pahit akan tetapi mau tidak mau kita harus memilihnya salah satu. Peribahasa "Maju Tatu Mundur Ajur" kalau dalam bahasa indonesia mempunyai persamaan dengan Maju kena mundurpun kena.

Contoh dalam peribahasa ini dapat kita ibaratkan dalam dunia peperangan dimana satu pasukan telah terkepung oleh lawannya di medan perang. Pasukan yang sudah terkepung tadi mau maju terus pasti ia terluka bahkan bisa mati dibunuh lawannya atau mundurpun sudah tidak mungkin karena sekilingnya juga sudah dikepung. Ini pilihan yang sulit bukan? Mundur mati sebagai pengecut atau maju mati sebagai seorang kesatria? anda sendiri yang menentukannya.

Satu lagi contoh seorang pencari kayu bakar yang lari karena dikejar seekor Harimau, ia lari dan sampailah di seberang sungai, ia akan selamat apabila ia bisa berenang menyeberangi sungai tersebut, tapi ironisnya didalam sungai tersebut terdapat seekor buaya besar yang siap untuk memangsanya. Sipencari kayu bakar tersebutpun bingung karena dihadapkan pada situasi yang serba sulit, mundur pastri diterkam harimau dan kalau maju menyeberangi sungai ia akan dimakan buaya.
Meski dihadapkan dengan situasi yang serba sulit seseorang harus tegas untuk memilih karena hidup adalah pilihan, janganlah dengan keraguan itu yang akan membuat situasi kian menjadi lebih terpuruk. Kita muju mati sebagai kesatria atau kita mundur mati sebagai seorang pengecut. Janganlah kita ragu dalam mengambil sikap/pilihan karena keraguan berdiri diantara kesatria dan pengecut yang juga akan mati tanpa identitas.

Comments

Popular posts from this blog

''Semut di seberang lautan tampak, Gajah di pelupuk mata tak tampak,''

Prosedur Pembelian Barang Pada Perusahaan

Pengertian dan Jenis Masalah

Ojo Seneng Lamis

Sikap Ksatria: Yen Wani Ojo Wedi-wedi, Yen Wedi Ojo Wani-wani