Urip Iku Urup

G&G.Net - Didalam falsafah jawa kita mengenal peribahasa "Urip iku Urup". Urip iku urup  jika kita artikan satu persatu urip mengandung arti hidup sedangkan urup mengandung arti nyala, jadi secara harfiah jika digabungkan istilah tersebut dapat diartikan hidup itu nyala. Peribahasa ini mengandung arti bahwa hidup itu hendaknya bisa memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita. 

Mungkin saat ini falsafah ini sudah mulai banyak ditinggalkan terutama masyarakat yang tinggal di perkotaan dimana rasa kepedulian terhadap sesama sudah mulai memudar. Sikap individualis begitu terasa terutama untuk lingkungan perumahan elite / cluster kebanyakan mempunya sikap cuek dan acuh tak acuh, mungkin dengan tetangga jarang bertegur sapa padahal rumahnya berdekatan / bersebelahan. Kurangnya sosialisasi dan rutinitas kerja sehari-hari membuat orang mementingkan diri sendiri dan mengabaikan kepentingan individu-individu yang lain.

Namun saya yakin tidak semuanya yang tingal diperumahan elite / cluster semua mempunya sifat individualis, masih banyak yang masih peduli dengan sesama meskipun interaksi sosialnya jarang dilakukan dikarenakan sibuknya rutinitas harian dengan pekerjaan. Faktor individualis lebih besar disebabkan oleh faktor external kebanyakan orang kota disibukkan dengan pekerjaan sehari-hari, pulang kerja sudah larut malam sehingga tidak sempat bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. 

Manusia sudah ditakdirkan tidak bisa hidup sendiri dan bergantung dengan manusia lain yang artinya kita tidak dapat sepenuhnya hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, seberapun hebat kita pasti suatu saat membutuhkan bantuan orang lain. Oleh karena itu kita harus bisa berbuat baik kepada sesama, terutama dengan lingkungan terdekat kita. Misalkan kita sakit atau ada kejadian lain, tetangga dekatlah yang pertama kali akan membantu dan menolong kita, bukan saudara, sahabat, teman yang rumahnya jauh dari kita. 

Falsafah urip iku urup akan mendorong kita untuk dapat berbuat baik dengan sesama manusia dengan mengedepankan sikap saling pengertian, tenggang rasa, peduli, saling menghargai dan rela berkorban. Yang terpenting adalah bagaimana hidup kita bisa memberikan manfaat bagi kehidupan orang lain, dengan bersikap suka menolong, tenggang rasa, saling menghormati dan menghargai hak-hak orang lain.


Comments

Popular posts from this blog

''Semut di seberang lautan tampak, Gajah di pelupuk mata tak tampak,''

Prosedur Pembelian Barang Pada Perusahaan

Pengertian dan Jenis Masalah

Ojo Seneng Lamis

Sikap Ksatria: Yen Wani Ojo Wedi-wedi, Yen Wedi Ojo Wani-wani